Jakarta (ANTARA) - Ratusan ribu buruh dipastikan akan melakukan aksi damai secara besar-besaran di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day yang jatuh setiap tanggal 1 Mei.
"Kami memastikan akan ada aksi damai besar-besaran, yakni sekitar 200.000 buruh akan turun ke jalan-jalan di ibukota. Jalan Sudirman-Thamrin akan kami tutup," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Aksi damai tersebut, menurut Andi, akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Aksi itu, sambung dia, juga dilakukan serentak di 20 provinsi di Indonesia, termasuk Jakarta.
"Kita perkirakan totalnya mencapai sepuluh juta buruh akan bergerak di 20 provinsi di Indonesia. Namun kami memastikan bahwa aksi ini murni aksi damai karena tidak ada muatan politik dan kita juga tidak mengundang tokoh politik dalam aksi tersebut," ujar Andi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan isu utama dalam aksi May Day tahun ini
adalah menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kita akan tolak rencana kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000, karena kalau sampai naik, maka dipastikan daya beli para buruh akan menurun. Semua kebijakan yang menyangkut pencabutan subsidi pasti akan kita tolak, karena belum jelas kemana peruntukan subsidi tersebut, apalagi ini menjelang pemilihan presiden," tutur Iqbal.
Selain menolak kenaikan harga BBM, sambung Iqbal, tuntutan lain para buruh adalah meminta agar dijalankannya jaminan kesehatan seluruh rakyat yang bukan
bertahap pada 2019, menolak upah murah dan penangguhan Upah Minimum Provinsi (UMP), serta penghapusan outsourcing di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Aksi damai buruh di Jakarta akan dilakukan di delapan titik, antara lain Istana
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Kesehatan.
Iqbal menambahkan jika aksi para buruh tersebut tidak direspon oleh pihak-pihak yang bersangkutan, maka puncaknya akan dilakukan aksi mogok nasional oleh seluruh buruh di Indonesia pada 16 hingga 18 Agustus 2013 mendatang.(tp)
Sumber : Antaranews
EmoticonEmoticon