25 Mei 2013

Lemahnya Gerakan Politik SIRA

Oleh Eka Januar

Siapa yang tidak kenal dengan Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) sebuah organisasi sipil yang lahir melalui kongres mahasiswa dan pemuda Aceh serantau (KOMPAS) pada tanggal 31 Januari-3 Februari 1999 di Banda Aceh,  yang juga merupakan sebuah organisasi  yang sangat eksis memperjuangkan hak-hak rakyat Aceh melalui solusi damai dengan memperjuangkan referendum untuk Aceh, dimana dalam aksinya SIRA pernah menggentarkan Indonesia bahkan dunia dengan memobilisasi masa ke depan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, yang diperkirakan sekitar dua juta lebih, dalam gerakan politiknya.

SIRA juga memperjuangkan agar pemerintah Indonesia dan dunia internasional mengakui GAM sebagai sebuah gerakan yang sah di Aceh serta tidak dianggapnya GAM oleh dunia internasional sebagai sebuah kelompok separatis atau yang dijuluki dengan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).

Kini organisasi yang diketuai oleh Muhammad Nazar tersebuat hanya tinggal kenangan saja, pasca perjanjian MoU Helsinki antara RI-GAM, Sentral Informasi Referendum Aceh  berganti baju menjadi Partai politik yang mempunyai nama yang sama akan tetapi kepanjangan yang berbeda yaitu, Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA). Pasca terjadinya transformasi politik SIRA dari gerakan sipil ke partai politik, pengaruh SIRA menjadi berkurang, dimana dalam pemilihan legislatif 2009 Partai Sira tidak memperoleh satu kursipun ditingkat DPRA dan hanya mendapatkan beberapa kursi di tingkat kabupaten/kota, itu pun tidak merata diseluruh kabupaten/kota yang ada.

Dan ini terlepas daripada intimidasi yang dilakukan oleh kelompok partai tertentu yang tidak menginginkan Partai SIRA lahir, sehingga banyak kader Partai SIRA mendapatkan perlakuan diskriminatif disaat pemilihan legislatif 2009. Kemudian dalam Pemilihan Kepala Daerah 2012 yang baru saja dilakukan 9 April yang lalu, Partai SIRA yang mendukung M. Nazar-Nova Iriansyah sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur Aceh, dengan koalisi dua partai nasional yaitu PPP dan Demokrat kembali mengalami kekalahan telak dengan menduduki posisi nomor tiga setelah Irwandi Yusuf.

Kelemahan SIRA

Dalam amatan saya, ada dua kelemahan utama yang dimiliki oleh partai SIRA sehingga dalam setiap kompetisi Partai SIRA senantiasa menduduki posisi degradasi, yang pertama tidak adanya kekompakan secara struktural, dan ini terlihat dari ada beberapa pengurus pusat (DPP) yang mengundurkan diri yang didasari oleh berbagaimacam alasan yang kadang-kadang tidak rasional, dalam sebuah organisasi, struktur kepengurusan merupakan penentu terhadap kesuksesan sebuah organisasi, jangan harap sebuah organisasi itu akan berjaya jika struktur organisasi tersebuat tidak kuat dan mengakar sampai kepada tingkat yang paling bawah.

Yang kedua pengurus yang masih muda-muda, saya disini bukan bermaksud mengatakan bahwa pengurus muda itu tidak baik, akan tetapi dalam kepengurusan  juga perlunya keseimbangan (balance) atau minimal perlunya melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam politik, salah satu kekurangan orang muda adalah masih tingginya sifat egoisme dan terlalu bangga dengan pujian-pujian, selama ini Partai SIRA dikenal dengan partai-nya para intelektual, karena didalamnya kebanyakan mahasiswa dan mantan aktifis, banyak kader Partai SIRA yang terhayut dalam julukan-julukan seperti itu.

Sehingga tidak melakukan kerja-kerja politik lagi sebagai seorang kader, banyak kader partai SIRA hanya pandai retorika saja, sedangkan jika mengerjakan kepada hal yang lebih praktis mereka kurang memiliki kemampuan disebabkan pengalaman dan pemahaman yang masih minim.

Perlunya reformasi.

Saya yakin banyak orang dan sesepuh SIRA yang masih mempunyai kecintaan terhadap organisasi politik ini, minimal mereka yang pernah terlibat dalam Sentral Informasi Referendum Aceh, mereka tidak boleh diketepikan walaupun kebanyakan dari mereka tidak bisa lagi terlibat dalam organisasi politik misalnya karena status mereka yang sebagai pegawai negeri sipil (PNS), akan tetapi perlu meminta pendapat mereka karena saya yakin, cukup banyak mantan-mantan aktifis SIRA yang hari ini kadang-kadang telah terlupakan, baik itu secara sengaja maupun tidak disengaja. Padahal mereka mempunyai pemikiran-pemikiran yang sangat baik dan cemerlang. Partai sira harus direformasi, kelemahan-kelemahan yang ada selama ini harus bisa menjadi pengajaran agar nantinya mampu bersaing dengan partai-partai yang lain.

Partai SIRA dilahirkan bukan hanya sekedar partai politik saja, akan tetapi  juga sebagai sebuah gerakan politik, menurut saya, Partai SIRA adalah salah satu partai yang dapat diharapkan dalam membawa Aceh kepada arah yang lebih baik, karena salah satu tujuan lahirnya partai sira adalah untuk memperjuangkan hak-hak politik masyarakat Aceh kepada tingkat yang lebih berrmartabat. Akan tetapi dalam perjalannya mengalami berbagai macam dinamika politik yang membuat Partai SIRA terseok-seok dalam arah ketidakpastian sehingga dalam pandangan lawan dianggap sebagai sebuah partai yang tanpa arah.

Dan yang terakhir, kepada seluruh kader dan simpatisan partai SIRA saya menghimbau, mari bangkit dan bersatu dan tunjukkan kepada mitra politik, bahwa SIRA masih bisa, Buktikan bahawa SIRA mempunyai mental pemenang dan bukan pecundang…..wallahu`alambissawab.

[Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Sains Politik Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)]

Sumber: Atjehlink.com

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon