9 Jul 2013

Keutamaan Setiap Malam Suci Ramadhan

“Saumu” ( Puasa) menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan ucapan yang tidak bermanfaat dan berguna. 

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang kelima.  Hukumnya fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baliq dan berakal). 


Syarat wajib puasa;  berakal dan baliq yakni sudah berumur 15 tahun keatas,  dan kuat berpuasa.


Puasa tidak wajib bagi orang gila sampai ia sembuh, anak-anak yang belum baliq, orang yang sedang tidur sampai ia terbangun. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SWA, yang artinya;


“Tiga orag terlepas dari hukum;  orang yang sedang tidur hingga ia terbangun, orang gila sampai ia sembuh, anak-anak sampai ia baliq.” (Riwayat Abu Dawud dan Nasai)


Syarat sah puasa; Islam, Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik), suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan), berpuasa pada waktu yang dibolehkan dan dilarang berpuasa pada dua hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 bulan Haji).


Fardu (rukun) puasa; niat pada malam hari (pada tiap-tiap malam) sebelum terbit terbit fajar.  Kemudian menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.


Yang membatalkan puasa; Makan dan minum, muntah yang disegaja, bersetubuh (di siang hari bulan Ramadhan), keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan), gila, dan keluar mani dengan segaja (baik bersetubuh dengan perempuan sah atau lainnya).


Berikut keutamaan tiap-tiap malam pada bulan suci Ramadhan 


Malam pertama;  Orang mukmin keluar dari dosanya, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.


Malam kedua;  tiap-tiap umat Muhammad akan diampuni dosanya, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.


Malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”.


Malam keempat;  dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).


Malam kelima; Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.


Malam keenam; Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.


Malam ketujuh; seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Hamun (Haman)


Malam kedelapan; Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Allah berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.


 Malam kesembilan;  seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW.


Malam kesepuluh;  Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.


Malam kesebelas;  ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.


Malam keduabelas;  ia datang pada hari kiamat dengan wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.


Malam ketigabelas;  ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.


Malam keempat belas;  para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.


Malam kelima belas;  ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.


Malam keenam belas;  Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.


Malam ketujuh belas;  ia diberi pahala seperti pahala para nabi.


Malam kedelapan belas; seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”


Malam kesembilan belas;  Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.


Malam kedua puluh;  Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).


Malam kedua puluh satu; Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.


Malam kedua puluh dua;  ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.


Malam kedua puluh tiga; Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.


Malam kedua puluh empat;  ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.


Malam kedua puluh lima;  Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.


Malam keduapuluh enam; Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.


Malam keduapuluh tujuh;  ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.


Malam keduapuluh delapan;  Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.


Malam kedua puluh Sembilan;  Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.


Dan pada malam yang terakhir, Allah berfirman; ”Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari iar Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon