22 Sep 2013

CPNS 2013, Manipulasi ‘Online’?

KATA online sudah menjadi santapan keseharian hampir seluruh masyarakat kita. Definisi dari online itu sendiri sebagian masih simpangsiur, ada yang tidak begitu paham makna kata tersebut. Pada dasarnya, online adalah saling berhubungan satu sama lain pada saat yang bersamaan. Online satu aktivitas yang dapat dilakukan di seluruh dunia dengan akses yang sama.

Ilustrasi

Tahun yang terus berganti, dunia pun semakin manja dengan kata online. Semua orang di seluruh dunia dengan mudah bersilaturahmi satu sama lain. Manfaat online sudah sangat dirasakan sampai kini, banyak domain/alamat website yang menawarkan layanan pesan gratis dan telepon gratis. Hal ini tentu jadi kewajaran yang seimbang dengan perubahan zaman.

Manfaat online juga didayagunakan oleh pemerintah Indonesia dalam perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada 2013 ini. Harapannya tentu pemerintah ingin menyulap praktik tak senonoh menjadi lebih berbobot. Benarkah demikian? Pemerintah menargetkan pendaftaran mulai 14-28 September 2013. Pada sebagian daerah khususnya di Aceh, pendaftaran tidak dapat dilakukan secara online di laman www.sscn.bkn.go.id. Hal ini menimbulkan tanda tanya pada generasi muda yang melek teknologi.

Prasangka negatif

Kesiapan pemerintah khususnya Aceh dalam meng-input data penting guna keperluan pendaftaran CPNS sudah diragukan kebenarannya. Seakan pemerintah mengkambing-hitamkan online dalam proses pendaftaran benar-benar tidak terorganisir. Media sudah tidak bisa ditipu, generasi muda pun tidak dapat diakali. Tingkat pengetahuan generasi muda terhadap kata online tidak bisa dianggap enteng. Saat proses pendaftaran CPNS 2013 tidak bisa diakses padahal sudah lebih seminggu dari 14 September 2013, apa yang dilakukan pusat server mencegah prasangka negatif dari pendaftar?

Namun, sampai saat ini beberapa wilayah di Aceh masih belum menampilkan pilihan kabupaten/kota maupun jurusan yang dituju. Karena ini, kesiapan pemerintah akan pendaftaran onlinei CPNS 2013 sangat mengecewakan. Pemerintah terkesan membesar-besarkan kata online dan biar dikata hebat serta mampu bersaing dengan pihak swasta yang sudah terlebih dahulu mempraktikan cara online dalam merekrut karyawan. Nyatanya pemerintah kita sudah keteteran, proses pendaftaran yang sudah direncanakan dan dipromosikan besar-besaran tinggal omongan dan sekadar iklan.

Formulir pendaftaran tetap kosong tanpa bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya karena tidak tersedia akses ke pilihan daerah yang dituju. Formulir yang sudah diisi data diri tersebut, bisa dipandang berkedip di laman www.sscn.bkn.go.id jika pemerintah tidak merefresh akses halaman ini. Jika hal ini terus berlanjut, praktik pendaftaran manual kembali jadi pilihan utama.

Tidak berhenti sampai di masalah tersebut, pendaftaran online hanya main-main saja. Alasannya, pendaftar harus memberikan berkas hardcopy ke kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) setempat jika sudah berhasil mendaftar online. Lalu, di mana letak manfaat online?

Online akan berlaku jika semua proses pendaftaran dilakukan secara keseluruhan di internet dengan memasukkan semua data kebutuhan. Pendaftaran CPNS 2013 tidak menyertai lampiran data yang dibutuhkan pada halaman formulir pendaftaran. Formulir ini tidak terdapat kolom lampiran berupa syarat pendaftaran sehingga jadi ajang online tidak serius.

Pendaftaran yang benar dalam kategori online adalah mengisi formulir adalah dengan diwajibkan lampiran data penting. Pendaftar harus mengupload berkas seperti scan ijazah, transkrip, KTP maupun pas foto serta berkas lain yang dibutuhkan. Setelah tahap upload data penting ini selesai, maka pendaftar berhak mencetak kartu pendaftaran. Sementara untuk berkas hardcopy akan disusul setelah dinyatakan lulus seleksi.

Apakah pemerintah sudah melakukan hal demikian? Dalam hal pendaftaran CPNS 2013 pemerintah seperti mengajak pendaftar bermain mobil-mobilan, tanpa arah dan terkatung-katung di jalan berliku!

Untuk lembaga pemerintah, sangat disayangkan hal tersebut bisa terjadi. Dibanding pihak swasta yang lebih terorganisir, pemerintah malah menimbulkan rasa tidak percaya dari masyarakat yang terlampau berharap.

Sikap tergesa-gesa

Pemerintah harus membenahi server dan meng-input data penting dengan benar dan menyeluruh. Setelah semua proses selesai, maka pemerintah baru bisa membuka tahap pendaftaran. Sikap tergesa-gesa yang dilakukan pemerintah pada pendaftaran CPNS 2013 adalah cerminan kurang peka pemerintah terhadap generasi muda yang semakin berkembang dan mengetahui banyak hal mengenai kata online.

Pemerintah boleh beralasan apa saja. Generasi muda membuktikan sendiri kata per kata pembelaan tersebut. Dunia internet tidak sama dengan media cetak, proses pendaftaran manual di Kantor BKPP bisa diberikan alasan ini itu saat panitia tidak siap. Pendaftaran online sungguh tidak bisa dimanipulasi, detik tersebut pemerintah mengatakan pendaftaran sudah dimulai, detik itu pula generasi muda berbondong-bondong mengakses alamat yang dianjurkan pemerintah. Salah-salah, akibatnya seperti CPNS 2013 yang semakin amburadul.

Silahkan pemerintah menggunakan media online. Satu hal yang diubah jadi warna hitam pekat dalam agenda pemerintah adalah membenahi sistem. Sistem online yang benar dan sudah mapan, pemerintah berhak launching alamat pendaftaran. Jika belum siap, jangan coba-coba. Generasi muda siap menerkam dengan kritis! Lalu, solusi apa yang dapat diberikan pemerintah menjawab persoalan ini?

* Ubaidillah, S.Pd.I, Pegiat pada Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh, dan Guru Honor pada MAN Suak Timah dan MTsN Blang Bale, Kec. Samatiga, Aceh Barat. Email: bairuindra@gmail.com - Sumber: Serambi Indonesia

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)