Imange/Jusuf Kalla |
Universiti Malaya Malaysia, 21 Juli 2007
Gelar Doctor Honoris Causa pertama yang diraih oleh pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan 15 Mei 1942, itu dari Universiti Malaya ketika JK masih menjabat wakil presiden. Gelar DHC bidang ekonomi diberikan pada 21 Juli 2007 dari kampus terkemuka Malaysia.
Salah satu alasan Universiti Malaya memberikan gelar kepada Jusuf Kalla karena JK dianggap sosok yang mampu mengangkat ekonomi Indonesia.
JK mencabut subsidi BBM. Keputusan tersebut membuat harga BBM di Indonesia melambung 105 persen sehingga menimbulkan protes luas.
Namun, menurut Universiti Malaya, justru itulah yang membangkitkan ekonomi Indonesia karena beban subsidi anggaran terkurangi. Pujian dari Malaysia itu dibacakan oleh Naib Canselor Universiti Malaya Datuk Rafiah Salim.
Menurut Rafiah, Kalla sukses bermetamorfosis dari aktivis mahasiswa, pengusaha, politisi, menjadi negarawan. Kekuatan itulah yang membuat Kalla sukses menjadi arsitek ekonomi untuk membawa ekonomi Indonesia mendekati masa- masa sebelum krisis ekonomi 1997.
Soka University Jepang, 2 Februari 2009
Masih menjabat Wakil Presiden, tepatnya pada tanggal 2 Februari 2009, Jusuf Kalla juga memperoleh gelar Doctor Honoris Causa di bidang perdamaian dari Soka University Jepang. Gelar kehormatan yang dibe- rikan pada alumni Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar, karena ia dianggap berhasil me- ngupayakan penyelesaian konflik di beberapa daerah yang rawan. Penyelesaian masalah-masalah di Poso, Ambon, dan Aceh tidak terlepas dari tangan dingin Jusuf Kalla dalam mengupayakan dialog antara pihak-pihak yang berseberangan.
Dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla menekankan perlunya membangun perdamaian itu dengan memulihkan rasa percaya, membangun martabat pihak yang bertikai, menjalin persahabatan dengan pihak yang bertikai serta mencegah isu-isu yang dapat memicu konflik. “Dalam akar konflik di Maluku, dan Poso dikarenakan persoalan politik, sedangkan di Aceh karena ketidakadilan ekonomi,” katanya.
Selain itu, terwujudnya perdamaian juga karena tekad kuat pemerintah untuk menyelesaiakan konflik sebagai bentuk tanggungjawabnya. Jusuf Kalla adalah orang Indonesia ketiga yang pernah mendapatkan gelar kehormatan dari Soka University, setelah mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan mantan dubes Jusuf Anwar.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 17 Maret 2011
Koleksi gelar Doctor Honoris Causa yang diperoleh Jusuf Kalla bertambah pada 17 Maret 2011. Ketika itu, Jusuf Kalla menerima gelar kehormatan dalam bidang Pendidikan Kewirausahaan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Dalam upacara penganugerahan gelar kehormatan itu, Jusuf Kalla menyampaikan pidato berjudul “Kemajuan Bangsa, Pendidikan dan Kewirausahaan”. Gelar kehormatan dari UPI Bandung itu cukup istimewa karena diperoleh ketika Jusuf Kalla tidak lagi menjabat wakil presiden.
Ketua Tim Promotor UPI, Prof Dr H Suryana, menuturkan pemberian gelar kepada JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, karena figurnya dianggap sangat mumpuni untuk dianugerahi gelar tersebut.“Dari aspek akademis maupun non-akademis, saudara Jusuf Kalla tidak diragukan lagi, bahkan beliau adalah tokoh yang memiliki karakter disiplin, loyal, dan menunjukkan kepribadian yang selalu menghargai jati diri bangsa,” kata Sunaryo.
Universitas Hasanuddin Makassar, 10 September 2011
Keempat, Jusuf Kalla mendapatkan gelar kehormatan lagi, kali ini dari almamaternya sendiri, Universitas Hasanuddin Makassar. Gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang ekonomi politik diperoleh Jusuf Kalla pada 10 September 2011.
Profesor Basri Hasanuddin, mantan Rektor Universitas Hasanuddin yang juga Promotor penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan kepada Jusuf Kalla, menyatakan ada tiga alasan uta- ma penganugerahan gelar Doktor Kehormatan yang akan dilakukan Unhas kepada Wakil Presiden RI kesepuluh itu.
Pertama, pandangan masyarakat tentang ketokohan JK selama ini. Kedua, pandangan JK tentang ekonomi cukup signifikan yang terungkap dalam berbagai komentar dan kebijakan yang ditempuhnya, khususnya selama menjabat Wakil Presiden RI. Terobosan tersebut kemudian melahirkan ikon “Kallanomic”.
Ketiga, lanjutnya, apa yang dila- kukan JK dengan pikiran-pikiran- nya dan menjaga hubungan antara pemerintah dengan DPR. Jalan yang ditempuh JK adalah dengan merebut kursi pimpinan Partai Golkar, sehingga hubungan antara pemerintah dengan DPR pada masa jabatannya tidak mengalami hambatan.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh, 12 September 2011
Dua hari kemudian, Jusuf Kalla kembali dianugerahi gelar kehormatan yang kelima. JK,sebutan lain Jusuf Kalla, mendapat gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang perdamaian di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh pada
12 September 2011. Jusuf Kalla mempelopori perdamaian di Aceh dengan melakukan pendekatan pendekatan sosiokultural kepada pihak yang saling bertikai.
Memang, selama melakukan tugas-tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rayat Republik In- donesia (Menkokesra), antara tahun 2001–2004, Jusuf Kalla telah meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah, dan Ambon, Maluku.
Lewat pertemuan Malino I dan Malino II dan berhasil meredakan dan menyelesaian konflik di antara komunitas Kristen dan Muslim. Pun, kunjungan kerjanya sebagai Menko Kesra ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada awal tahun 2004 memberinya inspirasi untuk menerapkan pengalaman penyelesaian konflik Ambon-Poso di NAD.
Upaya penyelesaian Aceh dilanjutkan penanganannya saat setelah dilantik menjadi Wakil Presiden RI. Akhirnya, kesepakatan perdamaian untuk NAD antara Pemerintah dan tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berhasil ditandatangani di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005.
Universitas Brawijaya Malang, 8 Oktober 2011
Tanggal 8 Oktober 2011, belum genap sebulan setelah pemberian gelar kehormatan dari Unhas dan Unsyiah, Jusuf Kalla memperoleh satu gelar kehormatan lagi. Ini adalah rekor hattrick Doctor Honoris Causa yang terbanyak dimiliki pejabat publik.
Universitas Brawijaya Malang menganugerahi Jusuf Kalla gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang pemikiran ekonomi dan bisnis. Dalam pengukuhan gelar Doctor Honoris Causa-nya yang ke-enam itu, Jusuf Kalla menyampaikan pidato berjudul “Kemajuan Ekonomi, Kewirausahaan, dan Kemandirian Bangsa”.
Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya (UB), Dr Khusnul Ashar, mengatakan, Kalla dinilai memiliki visi dan misi yang sama dengan fakultas ekonomi dalam pengembangan ekonomi di Tanah Air.“Selain itu juga sebagai seorang pelaku bisnis yang sukses dan peduli terhadap masyarakat. Banyak hal yang melatarbelakangi kami untuk memberikan gelar doktor HC ini kepada Pak JK,” ujar Khusnul kepada pers beberapa waktu lalu.
Enam gelar Doctor Honoris Causa dan hattrick dalam sebulan itu menjadi simbol betapa Jusuf Kalla masih mendapatkan penghargaan dalam bidang akademis, bukan dalam bidang politik.
Sumber : UAI
EmoticonEmoticon