Perhelatan Reuni Alumni SPP-SNakMA Saree Aceh telah usai diselenggarakan beberapa hari yang lalu. Jumlah alumni Snakma yang hadir pada reuni tanggal 7-8 Agustus 2013 merupakan yang terbanyak dibanding beberapa reuni sebelumnya.
Kehadiran ini dapat dimengerti, setidaknya sebagai bentuk ungkapan kangen kepada setiap orang, setiap gedung, bahkan setiap pohon, maupun apa saja yang pernah menjadi saksi bahwa kita pernah hidup bersamanya, selama tiga tahun, siang dan malam.
Beda halnya alumni sekolah lain, alumni SPP-SNakMA memiliki keterikatan moral, batin dan bahkan fisik satu sama lain selama hidup dan menjalani kehidupan di kampus yang suasananya rimbun dan sejuk. Perjalanan hidup selama tiga tahun pada usia remaja tentunya sangat memberi pengaruh kepada seseorang.
Metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain, suasana yang sangat alamiah, jauh dari kebisingan dan hingar bingar kehidupan kota, menjadi unsur yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa siswa. Dengan demikian alumni yang lahir dari sekolah Snakma Saree ini relative lebih mandiri dan memiliki rasa konfidensial yang memadai.
Ketika Reuni berlangsung beberapa hari yang lalu, suasana yang dulu pernah menyapa setiap keseharian kita, kini telah berubah, bahkan sebahagiannya telah tiada. Ternyata perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan dan pembangunan, tanpa kita sadari telah banyak mencuri sudut-sudut tertentu yang menjadi kenangan bagi setiap alumni.
Tidak ada lagi jalan setapak yeng menghubungkan asrama JALA, LAKTA, GRAMINA dengan Ruang makan. Dimana disana kita pernah mengelindingkan Piring makan seraya berlomba, piring siapa yang lebih kuat, dan pada sat itu tidak sedikit piring pecah, dan ketika itu pula gemuruh tepuk tangan dari penonton membahana.
Sungguh permainan spontan yang sederhana semacam ini telah mengisi hari-hari kita beberapa tahun silam. Pengetahuan merebus telur, membungkus telur dengan aluminium foil dari bungkusan rokok, kemudian mamasukkannya kedalam api yang dihidupkan pada tumpukan sampah, jadilah telur rebus. Telur yang diperoleh secara diam-diam pada saat piket di kandang unggas pada siang harinya. Tentunya dengan mempertaruhkan kredibilitas dimata pengawas, dan bahkan tidak jarang juga terjadi hal-hal unik yang membuat kita tersenyum sejenak.
Menyembunyikan beberapa telur didalam kantong celana dibagian dalam pada saat piket, manjadi sesuatu yang biasa, namun yang membuat ini menjadi kejadian luar biasa adalah ketika tanpa disadari ternyata kantong bagian dalam itu bolong. Sebagi benda yang bentuknya bulat, telur tentunya akan meluncur mengikuti alur bagian dalam dari celananya. Dan berhenti di ujung kaki majikannya, tepat di sudut kerling mata sang pengawas. Apa daya telur telah pecah.
Jutaan kisah yang lainnya pernah mengisi kehidupan kita, namun jangan harap setiap kejadian ini dapat di reviu kembali ketika kita berada di kampus SPP yang sekarang. Karena perubahan akibat pembangunan telah menghancurkan artevak tertentu dari kenangan kita semua.
Namun Reuni tetap dapat menghantarkan kita untuk memasuki masa lalu walau hanya sebentar. Kita dapat mereviu ulang peristiwa yang menginspirasi ini dengan memainkan peran imajinasi. Barang siapa yang menggunakan imajinasinya lebih intensif saat berada di kampus, maka ia akan dapat menyelam lebih dalam utk menyaksikan peristiwa lama tersebu, sebaliknya, yang tdk mau berimajinasi ia tidak mendapat lebih, kecuali hanya say Hello kepada beberapa teman lama.
Saat berangkat meninggalkan lokasi Reuni, sebahagian besar kita mengalami kegundahan, galau, kurang semangat. Ini terjadi karena memori di otak kita telah mengalami reposisi. Data yang telah lama terpendam jauh didalam otak kita, secara tiba-tiba bangkit kembali, bahkan dengan tak beraturan. Sehingga kekacauan pikiran sejenak terjadi, dan ini berlangsung hingga kita pulang dan berada dirumah. Memori ini kembali berada pada posisi normal mana kala kegiatan kita yang lain menutupi kembali ingatan kita itu.
Mengingat betapa dahsyatnya kesan yang lahir dari permainan imajinasi ini, maka dipandang perlu kita menciptakan sebuah simbul yang permanen di salah satu sudut kampus.
Monumen Alumni SPP-SNakMA. Setiap kita menatap monument ini secara otomatis imajinasi kita akan memainkan perannya untuk menghantarkan kita menuju masa lalu. Monument ini diharapkan sebagai simbul yang tak hilang lagi oleh waktu, dan akan bekerja mempersatukan kita semua, hingga satu persatu diantara kita pergi meninggalkan yang lainya, untuk selamanya.
SALAM PERSAUDARAAN UNTUK SEMUA ALUMNI, SAMPAI JUMPA DI REUNI YANG AKAN DATANG.
Penulis : Nurmahdi Nurdha, Alumni SPP Snakma Saree Aceh. Berita desa, media desa, informasi desa, desanews, desaonline, kabardesa, infodesa, teknologidesa, sistem pemerintahan desa, sistem pemerintah indonesia, serambidesa, bangundesa, sistem ekonomi desa, politikdesa, foto desa, UU Desa, UUPA, MoU Helsinki, partai lokal, ekonomi desa, budaya desa, mesindesa, alat-alat petani desa, adatdesa, masakandesa,
Kehadiran ini dapat dimengerti, setidaknya sebagai bentuk ungkapan kangen kepada setiap orang, setiap gedung, bahkan setiap pohon, maupun apa saja yang pernah menjadi saksi bahwa kita pernah hidup bersamanya, selama tiga tahun, siang dan malam.
Beda halnya alumni sekolah lain, alumni SPP-SNakMA memiliki keterikatan moral, batin dan bahkan fisik satu sama lain selama hidup dan menjalani kehidupan di kampus yang suasananya rimbun dan sejuk. Perjalanan hidup selama tiga tahun pada usia remaja tentunya sangat memberi pengaruh kepada seseorang.
Nurmahdi Nurdha |
Metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain, suasana yang sangat alamiah, jauh dari kebisingan dan hingar bingar kehidupan kota, menjadi unsur yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa siswa. Dengan demikian alumni yang lahir dari sekolah Snakma Saree ini relative lebih mandiri dan memiliki rasa konfidensial yang memadai.
Ketika Reuni berlangsung beberapa hari yang lalu, suasana yang dulu pernah menyapa setiap keseharian kita, kini telah berubah, bahkan sebahagiannya telah tiada. Ternyata perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan dan pembangunan, tanpa kita sadari telah banyak mencuri sudut-sudut tertentu yang menjadi kenangan bagi setiap alumni.
Tidak ada lagi jalan setapak yeng menghubungkan asrama JALA, LAKTA, GRAMINA dengan Ruang makan. Dimana disana kita pernah mengelindingkan Piring makan seraya berlomba, piring siapa yang lebih kuat, dan pada sat itu tidak sedikit piring pecah, dan ketika itu pula gemuruh tepuk tangan dari penonton membahana.
Sungguh permainan spontan yang sederhana semacam ini telah mengisi hari-hari kita beberapa tahun silam. Pengetahuan merebus telur, membungkus telur dengan aluminium foil dari bungkusan rokok, kemudian mamasukkannya kedalam api yang dihidupkan pada tumpukan sampah, jadilah telur rebus. Telur yang diperoleh secara diam-diam pada saat piket di kandang unggas pada siang harinya. Tentunya dengan mempertaruhkan kredibilitas dimata pengawas, dan bahkan tidak jarang juga terjadi hal-hal unik yang membuat kita tersenyum sejenak.
Menyembunyikan beberapa telur didalam kantong celana dibagian dalam pada saat piket, manjadi sesuatu yang biasa, namun yang membuat ini menjadi kejadian luar biasa adalah ketika tanpa disadari ternyata kantong bagian dalam itu bolong. Sebagi benda yang bentuknya bulat, telur tentunya akan meluncur mengikuti alur bagian dalam dari celananya. Dan berhenti di ujung kaki majikannya, tepat di sudut kerling mata sang pengawas. Apa daya telur telah pecah.
Jutaan kisah yang lainnya pernah mengisi kehidupan kita, namun jangan harap setiap kejadian ini dapat di reviu kembali ketika kita berada di kampus SPP yang sekarang. Karena perubahan akibat pembangunan telah menghancurkan artevak tertentu dari kenangan kita semua.
Namun Reuni tetap dapat menghantarkan kita untuk memasuki masa lalu walau hanya sebentar. Kita dapat mereviu ulang peristiwa yang menginspirasi ini dengan memainkan peran imajinasi. Barang siapa yang menggunakan imajinasinya lebih intensif saat berada di kampus, maka ia akan dapat menyelam lebih dalam utk menyaksikan peristiwa lama tersebu, sebaliknya, yang tdk mau berimajinasi ia tidak mendapat lebih, kecuali hanya say Hello kepada beberapa teman lama.
Saat berangkat meninggalkan lokasi Reuni, sebahagian besar kita mengalami kegundahan, galau, kurang semangat. Ini terjadi karena memori di otak kita telah mengalami reposisi. Data yang telah lama terpendam jauh didalam otak kita, secara tiba-tiba bangkit kembali, bahkan dengan tak beraturan. Sehingga kekacauan pikiran sejenak terjadi, dan ini berlangsung hingga kita pulang dan berada dirumah. Memori ini kembali berada pada posisi normal mana kala kegiatan kita yang lain menutupi kembali ingatan kita itu.
Mengingat betapa dahsyatnya kesan yang lahir dari permainan imajinasi ini, maka dipandang perlu kita menciptakan sebuah simbul yang permanen di salah satu sudut kampus.
Monumen Alumni SPP-SNakMA. Setiap kita menatap monument ini secara otomatis imajinasi kita akan memainkan perannya untuk menghantarkan kita menuju masa lalu. Monument ini diharapkan sebagai simbul yang tak hilang lagi oleh waktu, dan akan bekerja mempersatukan kita semua, hingga satu persatu diantara kita pergi meninggalkan yang lainya, untuk selamanya.
SALAM PERSAUDARAAN UNTUK SEMUA ALUMNI, SAMPAI JUMPA DI REUNI YANG AKAN DATANG.
Penulis : Nurmahdi Nurdha, Alumni SPP Snakma Saree Aceh. Berita desa, media desa, informasi desa, desanews, desaonline, kabardesa, infodesa, teknologidesa, sistem pemerintahan desa, sistem pemerintah indonesia, serambidesa, bangundesa, sistem ekonomi desa, politikdesa, foto desa, UU Desa, UUPA, MoU Helsinki, partai lokal, ekonomi desa, budaya desa, mesindesa, alat-alat petani desa, adatdesa, masakandesa,
EmoticonEmoticon