12 Okt 2013

Menentukan Jadwal kematian

Mati adalah kemungkinan paling pasti dari kehidupan yang tengah kita jalani. Mati merupakan kepastian yang sangat unik. Ia adalah misteri yang paling menakutkan bagi sebagian orang, tetapi juga sangat ditunggu oleh sebagian lainnya. Mereka yang bergelimang dosa tentu saja kelompok yang takut akan datangnya mati. Sedangkan mereka yang beriman, terlebih para pejuang di jalan Allah tentu saja menganggap mati sebagai sebuah gerbang untuk menemui kekasih Sejatinya, Allah Subhanahu Wa Ta’alaa.

Semua orang, beriman ataupu tidak, pastilah percaya akan keniscayaan mati sebagai konsekuensi dari kehidupan di dunia ini. Sayangnya, sangat sedikit dari mereka yang sadar dan kemudian menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati. Apatah lagi dengan adanya 3 misteri kematian yaitu Gaib, Tiba- tiba dan Pasti. ( hal 145).

Gaib lantaran tidak kita ketahui kapan jadwal kematian datang. Tiba-tiba karena ia datang kapan saja, sesuai dengan kehendak Allah. Dan, Pasti. Ia pasti menjumpai dimanpaun dan kapanpun serta dalam keadaan bagaimanapun kita. Singnkatnya, siap ataupun tidak, mati pasti akan menghampiri.

Tidak ada satupun makhluk di dunia yang ini yang bisa menunda ketika jadwal mati telah tiba, , “ Siapa yang bisa memungkiri? Jenderal atau kopral, majikan atau pelayan, selebritis atau pengemis, direktur atau kondektur, koruptor atau provokator, bahkan anggota dewan dan tukang jagal hewan, semua bakal merasakan kematian.”( hal 175 )

Kutipan di atas bisa pembaca jumpai dalam buku berjudul, “Deadline Yoru Life! Ingat Mati agar hidup lebih berarti”. Sebuah buku kemasan training yang ditulis oleh motivator sejuta umat, Sholikhin Abu Izzuddin. Buku setebal 322 halaman ini terasa sangat renyah karena dikemas ’ciamik’ oleh penerbit mudah nan professional asal Yogyakarta, Pro-U Media. Buku ini akan membuat pembaca terhanyut dan terpengaruh karena berbagai kelebihan yang disajikan.

Dimulai dengan kemasan yang ringan, ukuran (12 x 20 cm), kalimat yang bersajak serta kesistematisan bertutur penulisnya. Yang unik dari buku ini adalah tidak adanya daftar isi. Sehingga pembaca tergelitik untuk membuka setiap halamnnya untuk kemudian mengunyahnya, lembar perlembar. Ditambah dengan cover buku yang beraroma kematian, dominasi hitam sebagai warna kematian dan diselingi kuning , putih juga merah.

Secara garis besar, buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah sajian tentang pentingnya mengingat mati. Sedangkan bagian kedua merupakan persiapan sistematis terkait langkah yang mesti kita lakukan agar mati kita berujung surga, agar mati kita menyejarah dan dikenaang banyak orang, agar kematian kita diiringi tangis oleh generasi yang kita tingalkan, karena kita mempunyai karya monumental yang kita tinggalkan

Penulis juga menyajikan berbagai contoh generasi terdahulu umat ini yang telah berhasil mengukir kematian dengan karya yang menyejarah. Sebut saja Imam Sibaweh di bidang tata bahasa arab, Imam Syafi’i di bidang fiqih dan hadits serta Imam Malik Bin Anas. Dan, ulama’-ulama’ lain yang memang berhasil mengisi kehidupan mereka dengan karya yang menyejarah.

Terakhir, Pembaca perlu hati-hati dalam membaca buku ini. Karena buku ini ditulis dengan tajuk “Motivasi Dosis Tinggi” yang memungkinkan para pembacanya menjadi Over Dosis sehingga berkarya habis-habisan agar bisa tersenyum ketika mati.

Di dalam buku ini juga terdapat langkah-langlkah praktis untuk memetakan kehidupan kita ke depannya akan menjadi seperti apa. Sehingga buku ini sangat layak untuk dikonsumsi oleh siapapun. Baik remaja yang tengah mencari jati diri sehingga tidak tersesat, kaum dewasa sehingga mereka semakin mantap dalam melangkah mewujudkan mimpi, ataupun para kaum tua yang tinggal sedikit jatah hidupnya.

Oleh Usman Alfarisi - Santri angkatan 10 di Rumah Tajwid Indonesia – Depok.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon