9 Okt 2013

Suku - Suku Yang Mendiami Provinsi Aceh

Suku Aceh, adalah suatu suku bangsa yang berada di paling ujung utara pulau Sumatra, tepatnya di provinsi Aceh. Populasi suku Aceh pada tahun 2013 diperkirakan lebih dari 4,5 juta orang yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota, 285 Kecamatan dan 6.756 gampong (desa) di seluruh Aceh.

Menurut cerita para leluhur, nenek moyang suku Aceh berasal dari keturunan berbagai suku-bangsa di dunia, seperti Arab, Cham (China), Eropa, Melayu dan Hindia (India). Suku Aceh adalah suku pertama di Indonesia yang memeluk agama Islam. Mereka mendirikan Kerajaan Islam pertama di Indonesia.


Inilah suku - suku yang berada di provinsi Aceh

Suku Aceh


Suku Aceh tersebar hampir di seluruh wilayah Aceh mulai Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan sebagian Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Selatan. Bahasa yang dipertuturkan adalah Bahasa Aceh, dan penduduknya mencapai 4,5 juta dan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, mata pencaharian utama adalah sektor pertanian, kelautan, dagang dan perkebunan. Salah satu andalannya adalah Kakao, Pinang, Sawet, Karet dan kopi Ulee Kareng yang berkualitas ekspor.


Suku Gayo


Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di  Provinsi Aceh. Suku Gayo sebagian besar mendiami tiga kabupaten yaitu  Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan kabupaten Gayo  Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya.  Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo, Jumlah  populasinya mencapai 250.000 jiwa.


Karena berada di daerah dataran tinggi, maka mata pencaharian utamanya adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.


Suku Alas


Suku Alas merupakan salah satu  suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara. Kata "alas" dalam bahasa  Alas berarti "tikar". Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu  yang membentang datar seperti tikar di sela-sela pegunungan Bukit  Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu diantaranya  adalah Lawe Alas( Sungai Alas). Tanah Alas merupakan lumbung padi untuk  daerah Aceh. Tapi selain itu mereka juga berkebun karet, kopi,dan  kemiri, serta mencari berbagai hasil hutan, seperti kayu, rotan, damar  dan kemenyan. Sedangkan binatang yang mereka ternakkan adalah kuda,  kambing, kerbau, dan sapi.


Suku Alas 100% adalah penganut agama Islam. Namun masih ada juga yang mempercayai praktek perdukunan misalnya dalam kegiatan pertanian. Mereka melakukan upacara-upacara dengan latar belakang kepercayaan tertentu agar pertanian mereka mendatangkan hasil baik atau terhindar dari hama.


Suku Aneuk Jamee


Suku  Aneuk Jamee adalah sebuah suku yang tersebar di sepanjang pesisir barat  Aceh. Dari segi bahasa, mereka diperkirakan masih merupakan dialek dari  bahasa Minangkabau dan menurut cerita, mereka memang berasal dari Ranah  Minang. Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti tamu  atau pendatang.


Umumnya mereka berkonsentrasi di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan sebagian kecil di Aceh Besar. Namun sebagian besar diantaranya berdiam di sepanjang pesisir selatan Aceh, meliputi Aceh Selatan hingga ke Aceh Barat Daya. Mata pencaharian penduduk disini sebagian besar adalah tani dan nelayan, ada juga yang berkebun dan hasil perkenunan disini yang berkualitas ekspor adalah Pala.


Suku Melayu Tamiang


Suku Melayu ini sebagian besar  berdiam di kabupaten Aceh Tamiang. Mereka mempunyai kesamaan dialek dan  bahasa dengan masyarakat Melayu yang tinggal di kabupaten Langkat  Sumatra Utara serta berbeda dengan masyarakat Aceh. Meski demikian  mereka telah sekian abad menjadi bagian dari Aceh.Dari segi kebudayaan,  mereka juga sama dengan masyarakat Melayu pesisir timur Sumatera  lainnya. Jumlah penduduknya kurang lebih 200.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk adalah dari segi perkebunan kelapa sawit.


Suku Kluet


Suku Kluet mendiami beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu kec.kluet utara, kec.kluet tengah dan kecamatan kluet selatan serta kecamatan kluet timur. Suku Kluet mayoritas beragama Islam. Daerah Kluet ini dipisahkan oleh sungai Lawé Kluet yang berhulu di Gunung Leuser dan bermuara di Lautan Hindia. Wilayah kediaman orang Kluet ini terletak di pedalaman berjarak 20 km dari jalan raya, 50 km dari kota Tapak Tuan. bahasa Kluet terbagi atas 3 dialek yaitu Dialek Paya Dapur, Manggamat dan Krueng Kluet. Mata pencahariannya umumnya adalah bertani, berladang dan berkebun.


Suku Devayan


Suku Devayan merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian besar pulau simeulue di Kabupaten Simeulue. Dengan Jumlah penduduk sekitar 50.000 jiwa dan daerah yang masih terisolir maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan dan berkebun. Salah satu hasil perikanan yang terkenal adalah udang Lobster (udang laut)


Suku Sigulai


Suku Sigulai merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian kecil Kabupaten Simeulue. dengan jumlah 20.000 penduduk, suku ini sebagian besar berada di pesisir barat pulau simeulue.


Suku haloban


Suku Haloban merupakan suatu suku yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di kecamatan Pulau Banyak. Kecamatan Pulau Banyak merupakan suatu kecamatan yang terdiri dari 7 desa dengan ibukota kecamatan terletak di desa Pulau Balai. Bahasa Haloban masih bertalian erat dengan bahasa Devayan di pulau Simeulue. Belum di dapat keterangan yang jelas tentang suku ini.


Suku Julu


Suku Julu merupakan suatu suatu yang terdapat di kabupaten daratan. Suku ini lebih lazim dikenal sebagai suku Singkil. Belum di dapat keterangan yang jelas tentang suku ini. #(dbs)

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon