Berita Desa - Datangnya kematian atau maut selalu tak disangka-sangka dan kadang tak pilih tempat. Seorang warga Pangkalankerinci bernama Syawir (60) mungkin beruntung karena dia meninggal dunia dalam keadaan sedang beribadah.
Pensiunan PNS Pemkab Pelalawan dipanggil menghadap Tuhan saat berdiri jadi khatib Salat Idul Adha 1432 Hijriyah. Ia terjatuh ke lantai ketika membaca doa di khutbah kedua, lalu menghembuskan nafas terakhir di pangkuan para jamaah.
Peristiwa langka ini terjadi di dalam Masjid Baiturrahman Jalan Melur Pangkalankerinci. Sekitar tiga ratus jamaah khusyuk mendengar doa yang dibaca Syawir. Namun tiba-tiba suara itu hilang.
Mengetahui khatib telah rebah ke lantai depan mimbar, seorang jamaah menggantikan posisinya untuk melanjutkan doa penutup. Jamaah yang lain memberi pertolongan pada Syawir. Namun begitu tubuhnya ditelentangkan, pria yang sehari-harinya jadi imam lima waktu di Masjid Baiturrahman ini menghembuskan nafas terakhir.
Suasana riuh sebentar, karena jamaah di shaf belakang ingin melihat apa yang terjadi. Namun setelah mengetahui khatib mereka wafat, jamaah langsung tenang.
Banyak warga yang langsung membacakan doa untuk almarhum. Jenazah Syawir lantas disemayamkan sebentar di masjid tersebut, menunggu persiapan tempat persemayaman di kediamannya. Tak lama kemudian ratusan jamaah ikut mengantarkan jenazah ke kediaman almarhum.
Syawir dikenal sebagai seorang tokoh dan panutan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya, lantaran budi pekerti yang luhur dan gemar menolong. Dia merupakan alumni sebuah pondok pesantren dan teman seangkatan mantan bupati Pelalawan H Rustam Effendi MA.
Setelah pensiun dari PNS beberapa tahun lalu, Syawir lebih banyak beraktivitas di bidang keagamaan, dengan mengabdikan dirinya jadi imam dan khatib tetap di Masjid Baiturahman.
Itu sebabnya proses kematiannya yang berbeda dengan kebanyakan orang, lantas dikait-kaitkan warga setempat dengan kebaikannya semasa masih hidup.
‘’Mudah-mudahan beliau khusnul khatimah dan masuk surga. Dia senyum sebelum meninggal,’’ tutur H Muhtar, seorang pengurus masjid Baiturrahman yang juga sahabat dekat almarhum.
Menurut Muhtar, kondisi tubuh Syawir tampak sangat sehat dan bugar, baik selama membacakan khutbah maupun sebelum naik mimbar.
(Sbr: riaupos.co)
Ilustrasi: Shalat Idul Adha |10 Dzulhijjah 1434 H |
Pensiunan PNS Pemkab Pelalawan dipanggil menghadap Tuhan saat berdiri jadi khatib Salat Idul Adha 1432 Hijriyah. Ia terjatuh ke lantai ketika membaca doa di khutbah kedua, lalu menghembuskan nafas terakhir di pangkuan para jamaah.
Peristiwa langka ini terjadi di dalam Masjid Baiturrahman Jalan Melur Pangkalankerinci. Sekitar tiga ratus jamaah khusyuk mendengar doa yang dibaca Syawir. Namun tiba-tiba suara itu hilang.
Mengetahui khatib telah rebah ke lantai depan mimbar, seorang jamaah menggantikan posisinya untuk melanjutkan doa penutup. Jamaah yang lain memberi pertolongan pada Syawir. Namun begitu tubuhnya ditelentangkan, pria yang sehari-harinya jadi imam lima waktu di Masjid Baiturrahman ini menghembuskan nafas terakhir.
Suasana riuh sebentar, karena jamaah di shaf belakang ingin melihat apa yang terjadi. Namun setelah mengetahui khatib mereka wafat, jamaah langsung tenang.
Banyak warga yang langsung membacakan doa untuk almarhum. Jenazah Syawir lantas disemayamkan sebentar di masjid tersebut, menunggu persiapan tempat persemayaman di kediamannya. Tak lama kemudian ratusan jamaah ikut mengantarkan jenazah ke kediaman almarhum.
Syawir dikenal sebagai seorang tokoh dan panutan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya, lantaran budi pekerti yang luhur dan gemar menolong. Dia merupakan alumni sebuah pondok pesantren dan teman seangkatan mantan bupati Pelalawan H Rustam Effendi MA.
Setelah pensiun dari PNS beberapa tahun lalu, Syawir lebih banyak beraktivitas di bidang keagamaan, dengan mengabdikan dirinya jadi imam dan khatib tetap di Masjid Baiturahman.
Itu sebabnya proses kematiannya yang berbeda dengan kebanyakan orang, lantas dikait-kaitkan warga setempat dengan kebaikannya semasa masih hidup.
‘’Mudah-mudahan beliau khusnul khatimah dan masuk surga. Dia senyum sebelum meninggal,’’ tutur H Muhtar, seorang pengurus masjid Baiturrahman yang juga sahabat dekat almarhum.
Menurut Muhtar, kondisi tubuh Syawir tampak sangat sehat dan bugar, baik selama membacakan khutbah maupun sebelum naik mimbar.
(Sbr: riaupos.co)
EmoticonEmoticon