![]() |
Hal ini memunculkan pertanyaan dari Partai Persatuan Indonesia (PPP). Ketua DPP PPP Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, pihaknya mempertanyakan mengapa lembaga survei sering menempatkan parpol-parpol Islam di urutan bawah dalam hasil survei. "Kami berharap lembaga survei objektif dalam melakukan survei. Ada agenda politik apa?" kata Zainut, Rabu (6/11/2013).
Menurutnya, hal itu tidak objektif, sehingga perlu dipertanyakan ada muatan politik apa terhadap hasil survei itu.
Dalam merilis hasil survei, terang Zainut, lembaga survei memiliki pertanggungjawaban kepada publik. Maka surveinya harus memiliki akuntabilitas yang tinggi.
Meski survei menunjukkan parpol-parpol Islam hanya diprediksi menjadi anggota koalisi, Zainut mengatakan, PPP tidak akan menyerah. Partainya akan bekerja keras untuk meraih suara minimal antara 10 hingga 15 persen.
Lembaga survei, kata Zainut, dalam melakukan survei, jangan hanya mendeskreditkan parpol tertentu hanya karena pesanan. "Hasil survei itu tidak perlu ditakuti, harus dijadikan pemicu untuk bekerja lebih keras dan membuktikan kalau hasil survei itu tidak benar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Zainut mengajak parpol-parpol Islam tidak perlu pesimistis dalam menanggapi hasil survei lembaga survei. Menurutnya, Parpol Islam harus tetap memiliki semangat untuk bertahan di tengah sekularisasi politik dan politik transaksional.
Sumber: POL
EmoticonEmoticon