22 Apr 2013

Puisi Untuk Ningsih (Tidak Lulus UN)


Tiga tahun lamanya kutempuh
Demi tuntutan pendidikan yang katanya penting
Ibuku terus mengayuh
Ayahku tak hentinya memeras peluh
Ah demi buku yang hanya menghiasi meja belajarku
dan hanya sesekali saja kusentuh

Bukan….
Bukan karena aku malas membacanya
tapi lebih karena apa yang disampaikan guruku lebih kupahami
dari pada hanya sekedar membacanya

Ah…
Tapi aku heran, kenapa mereka selalu bilang
“Sekolah memang butuh biaya, kalau tak ada dana tak usah sekolah!”
Lalu mengapa mesti ada yang namanya wajib sekolah?
Kenapa tak terang saja jika pendidikan hanya untuk yang kaya
dan orang udis sepertiku tak selayaknya sekolah?

Biarlah, itu hanya menjadi pertanyaan tak terjawab
Akan tetap kulalui hari-hari di sekolah dengan penuh cita
Mengagungkan cit-cita dan impian
untuk mengejar masa depan yang katanya akan cemerlang jika berpendidikan

3 hari yang akan kupertaruhkan demi 3 tahunku
Orang tuaku pasti bangga saat menerima kabar berita
jika anaknya telah berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan baik
Meskipun hanya sebatas SMA, tapi untuk mendapatkan itu
Kami, khususnya mereka berupaya segenap tenaga yang mereka punya
agar aku, mampu seperti anak-anak lainnya
Berseragam abu-abu, memakai sepatu dan menjinjing tas berisi buku
Aku tak akan mengecewakan mereka, aku janji

Ah…., tapi apa?
Pengumuman yang kutunggu tertuliskan: ANDA BELUM LULUS

Ya Tuhan…
Apa yang akan kusampaikan kepada orang tuaku?
Aku telah mengecewakannya dengan menjadi siswa satu-satunya yang tak lulus di sekolahku
Nilai Bahasa Indonesiaku tinggi, namun matematikaku di bawah standar
Ini salahku yang telah ceroboh menjatuhkan lembar jawabanku ditempat basah
Apa yang akan kusampaikan pada mereka ya Tuhaan…

Apa??
Aku tak mampu melihat kekecewaannya, sungguh, aku tak mampu
Dan izinkan aku untuk benar-benar tidak melihat mereka marah dan kecewa

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon