Oleh Ali Rahman
Asia diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi baru, sebagaimana yang ditulis oleh John Naisbitt dalam bukunya Megatrends Asia. Asia akan tumbuh menjadi emerging market yang disokong oleh oleh India, China, dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hal tersebut didukung oleh faktor luas wilayah terbesar di dunia yakni 30 persen dari luas wilayah daratan dunia (sekitar 44 juta kilometer persegi), jumlah penduduk terbesar, yakni empat miliar manusia dari total penduduk dunia 6,5 miliar.
Dengan kecenderungan tersebut, maka kawasan ekonomi ASEAN memiliki nilai strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Asia. Pada 2012, kekuatan ekonomi ASEAN menyumbang produk domestik bruto US$ 3,36 triliun. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, di mana Indonesia sendiri tumbuh 6,3 persen, dan jumlah penduduk 608 juta jiwa yang merupakan potensi pasar dan tenaga kerja yang besar.
Karena itu, ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) 2015 merupakan salah satu peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi abad ekonomi Asia ini. Melalui ASEAN Economic Community akan terjadi integrasi sektor ekonomi yang meliputifree trade area, penghilangan tarif perdagangan antarnegara ASEAN, pasar tenaga kerja dan modal yang bebas, dan kemudahan arus keluar-masuk prosedur kepabeanan antarnegara ASEAN.
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan sejumlah cara untuk mengarungi ASEAN Economic Community, antara lain dengan membangun industri berbasis manufaktur agrobisnis agar bisa menghadapi MEA tahun 2015. Bagi masyarakat agrobisnis ada sektor yang bisa dimantapkan, seperti pertanian, hortikultura dan industri. Kalau semua itu sudah disiapkan, kita akan sangat siap menghadapi ASEAN Economic Community 2015.
Agrobisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agrobisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agrobisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Agrobisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
Dengan demikian, agrobisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen subsistem, yaitu subsistem usaha tani yang memproduksi bahan baku, subsistem pengolahan hasil pertanian, dan subsistem pemasaran hasil pertanian.
Penulis meyakini dengan terus mengembangkan sektor agrobisnis maupun agroindustri, Indonesia akan bisa memajukan ketahanan pangan sehingga saat MEA diberlakukan, kita tidak akan tergerus negara lain. Jika ASEAN Economic Community terealisasi produk dari negara-negara ASEAN lain dipastikan akan bebas masuk ke Indonesia.
Karena itu, dengan memajukan ketahanan pangan, maka kesejahteraan petani bisa meningkat. Agrobisnis dapat menjadi lebih berkembang bukan hanya di bidang ekspor dan impor, tapi juga memberi dampak lanjutan menyejahterakan petani. Neraca perdagangan bidang pertanian masih surplus US$ 20 miliar pada 2012 dengan menyumbang 14,5 persen Produk Domestik Bruto.
Ali Rahman, Pengurus DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Periode 2011-2012
Sumber: Beritasatu.com, 20 Mei 2013
EmoticonEmoticon