Imange |
"Betul modul itu dari kami," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Ali Imran saat dihubungi Tempo, Rabu, 4 September 2013. (Baca juga: Siswa SMP di Aceh Harus Sebutkan Ukuran Kelamin)
Menurut dia, formulir yang dimaksud adalah modul tentang kesehatan reproduksi remaja. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat antara lain seputar masalah pubertas dan kesehatan alat reproduksi pada remaja.
Pada siswa laki-laki, contoh pertanyaan tersebut diantaranya adalah: apakah siswa pernah mimpi basah, apakah siswa pernah kencing kuning kental, apakah siswa pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan. Selain pertanyaan itu, siswa juga diminta melingkari jawaban pada gambar alat kelamin yang sesuai dengan keadaannya.
Pada siswa perempuan, pertanyaannya adalah: apakah siswa sudah mengalami haid, apakah siswa pernah mengalami keputihan, apakah siswa pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan. Mereka juga diminta melingkari gambar payudara yang sesuai dengan keadaannya.
"Jadi, wajar ada pertanyaan-pertanyaan tersebut karena isinya memang menyangkut kesehatan reproduksi remaja," kata Imran. (Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa SMP dari Puskesmas)
Sebelumnya, orang tua siswa SMP 1 Sabang ada yang merasa risih dengan pertanyaan ukuran alat kelamin dan payudara para siswa. Seorang wali murid, Lina, merasa risih dengan pertanyaan itu. Dia tak masalah riwayat kesehatan anaknya ditanyakan dalam isian tersebut. ”Tapi kalau ukuran kelamin, sangat tidak etis untuk anak SMP,” ujarnya kesal.
Sumber: Tempo
Berita desa, media desa, koran desa, sistem ekonomi indonesia, sistem politik indonesia, budaya indonesia, suku aceh, suku-suku di indonesia, foto desa, wisata desa, industri desa, mesin pertanian, sejarah aceh, UU Pemerintah Aceh, wisata sabang, kerajaan pase, sejarah aceh, sistem penerimaan cpns, potensi desa, alat reproduksi, tes kelamin, siswa sabang tes ukuran kelamin, mpu aceh protes tes alat kelamin, berita seputar aceh
EmoticonEmoticon