Tubuh kita juga ikut berkomunikasi saat kita berkomunikasi. Malah dalam konteks tertentu, kemampuannya melebihi mulut kita. Contohnya ketika mulut kita berbicara tentang sesuatu yang serius, tetapi ekspresi muka kita bercanda atau kekanak-kanakan, kira-kira apa kesimpulan orang? Besar kemungkinan kita akan kurang mendapatkan trust.
Atau lagi misalnya kita ingin menjelaskan ajakan yang penting, tapi nada kita merendahkan, apa yang terjadi? Komunikasi kita dapat mengundang ajakan perang.
Pas lah kalau dikatakan bahwa dalam berkomunikasi itu yang terpenting bukan: "what you say, but how you say it". Apa yang ditangkap dan ditanggapi orang lain dari apa yang kita komunikasikan itu seringkali tergantung dari gaya dan cara kita mengkomunikasikannya.
Termasuk di sini adalah gaya dan cara kita dalam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Walaupun mulut mengucapkan kata ok-ok, tapi jika gaya kita mengucapkan seperti tidak acuh, maka penafsiran orang lain akan beda terhadap sikap kita.
Nah, body language memerankan hampir keseluruhan gaya dan cara itu. Jadi, luar biasa 'kan peranan bahasa tubuh dalam komunikasi? Bahasa tubuh yang dibicarakan di sini bisa muncul dalam bentuk:
1. Ekspresi muka: mimik muka menentukan reaksi orang lain
2. Gestur: isyarat dapat menggantikan ucapan
3. Kontak mata: mata dapat membaca apa yang ada di hati
4. Sentuhan fisik: kualitas berjabat tangan dapat mengukur kualitas hubungan
5. Nada suara: tinggi-rendahnya suara dapat menentukan arti/ makna ucapan
6. Gaya bicara: gaya yang kita tampilkan dapat mengundang keakraban atau sebaliknya
7. Jarak/ posisi berkomunikasi: jarak berkomunikasi berperan untuk menandai ada pesan yang sangat khusus atau ada rahasia yang harus dijaga.
Kalau dipikir-pikir, peranan yang dimainkan oleh body language itu luar biasa dan tak seluruhnya bisa dijabarkan dengan kata-kata, meski hati dan perasaan kita mengetahuinya dengan baik.
Mengingat dalam lingkungan profesi kita dituntut harus selalu berkomunikasi, baik dengan pihak internal maupun eksternal, maka sudah semestinya kita perlu semakin menyadari peranan body language itu. Kita perlu semakin pintar memilih dan memilahnya, serta memperbaikinya selalu.
Dan juga, jangan sampai kita berlebihan dalam menggunakan body language sehingga menimbulkan salah tafsir atau dinilai aneh. Atau, jangan pula sampai bertentangan dengan kebiasaan atau kultur lingkungan sehingga maksud kita bisa salah sasaran.
Yang juga penting adalah, pada alasan tertentu, kita harus belajar untuk tepat waktu, tepat situasi dan tepat orang dalam menggunakan bahasa tubuh. Adakalanya kita harus mengakhiri dan menggantikannya dengan bahasa lisan.
Semoga bermanfaat....
Sumber: sahabatnestle
Atau lagi misalnya kita ingin menjelaskan ajakan yang penting, tapi nada kita merendahkan, apa yang terjadi? Komunikasi kita dapat mengundang ajakan perang.
Images | sahabatnestle |
Termasuk di sini adalah gaya dan cara kita dalam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Walaupun mulut mengucapkan kata ok-ok, tapi jika gaya kita mengucapkan seperti tidak acuh, maka penafsiran orang lain akan beda terhadap sikap kita.
Nah, body language memerankan hampir keseluruhan gaya dan cara itu. Jadi, luar biasa 'kan peranan bahasa tubuh dalam komunikasi? Bahasa tubuh yang dibicarakan di sini bisa muncul dalam bentuk:
1. Ekspresi muka: mimik muka menentukan reaksi orang lain
2. Gestur: isyarat dapat menggantikan ucapan
3. Kontak mata: mata dapat membaca apa yang ada di hati
4. Sentuhan fisik: kualitas berjabat tangan dapat mengukur kualitas hubungan
5. Nada suara: tinggi-rendahnya suara dapat menentukan arti/ makna ucapan
6. Gaya bicara: gaya yang kita tampilkan dapat mengundang keakraban atau sebaliknya
7. Jarak/ posisi berkomunikasi: jarak berkomunikasi berperan untuk menandai ada pesan yang sangat khusus atau ada rahasia yang harus dijaga.
Kalau dipikir-pikir, peranan yang dimainkan oleh body language itu luar biasa dan tak seluruhnya bisa dijabarkan dengan kata-kata, meski hati dan perasaan kita mengetahuinya dengan baik.
Mengingat dalam lingkungan profesi kita dituntut harus selalu berkomunikasi, baik dengan pihak internal maupun eksternal, maka sudah semestinya kita perlu semakin menyadari peranan body language itu. Kita perlu semakin pintar memilih dan memilahnya, serta memperbaikinya selalu.
Dan juga, jangan sampai kita berlebihan dalam menggunakan body language sehingga menimbulkan salah tafsir atau dinilai aneh. Atau, jangan pula sampai bertentangan dengan kebiasaan atau kultur lingkungan sehingga maksud kita bisa salah sasaran.
Yang juga penting adalah, pada alasan tertentu, kita harus belajar untuk tepat waktu, tepat situasi dan tepat orang dalam menggunakan bahasa tubuh. Adakalanya kita harus mengakhiri dan menggantikannya dengan bahasa lisan.
Semoga bermanfaat....
Sumber: sahabatnestle
EmoticonEmoticon