News Desa - Miss World membawa negara tunduk pada kepentingan korporasi asing. Pelaksanaan kontes Miss World bisa merusak moral bangsa. Kalau dalih untuk peningkatan parawisata, itu hanyalah alasan dibuat-buat. Ini merupakan alasan yang sangat konyol, kalau untuk meningkatkan citra Indonesia. Tulis Hizbut Tahrir Indonesia, dalam buletin Dakwah Al-Islam, Edisi 670/6 September 2013.
Kontes itu menanamkan mitos kecantikan ala kapitalisme; tubuh yang tinggi, ramping, berkulit putih, berambut pirang dan sensual. Itu semua upaya pembodohan umat dan bertentangan dengan Islam.
Islam mengajarkan konsep dan pemikiran yang benar tentang hakikat perempuan dan nilai serta standar kemulian. Kehormatan dan kemulian perempuan dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya, akan tetapi dengan ketakwaannya.
Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap mengijinkan kontes Miss World, berati menegaskan pemerintah tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa. Negara lebih memetingkan industri domestik, fashion dan media yang mengambil keuntungan dari kepornoan yang jauh dari nilai-nilai keislaman.
Survey Pew Research pada Mei 2013 menyimpulkan bahwah 72 persen penduduk Indonesia menginginkan penerapan syariat Islam dan menolak gaya hudp liberal barat.
Semestinya negara menciptkan suasana kondusif dan mendidik yang mengarah pada terwujudnya keinginan masyarakat. Bukan malah membiarkan penyelenggara kontes porno yang akan menjadi penghinaan, menutupi bahkan mengalihkan aspirasi umat Islam.
Komnas Perempuan, Mendukung
Mengutip tempo, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mendukung terselenggaranya ajang Miss World 2013 di Bali,Indonesia.
"Cantik itu tidak dosa. Mereka yang cantik secara fisik, tidak bersalah atas kecantikan mereka. Ajang kecantikan seperti Miss World adalah salah satu ruang bagi perempuan untuk bisa bersuara. Suara ini penting bagi negeri seperti Indonesia," tutur Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, Kamis, 5 September 2013 di Jakarta.
Andy juga mengungkapkan bahwa event Miss World adalah salah satu wadah bagi perempuan yang ingin menampilkan artikulasinya. Melalui perhelatan tersebut, para perempuan yang berasal dari berbagai negara dapat bersuara untuk memperjuangkan perubahan sosial di masyarakat.
Sementara itu M. Budi Rustanto, Direktur PT Global Mediacom menyebutkan perhelatan ajang Miss World tahun 2013 di Indonesia bukan keputusan satu malam, tapi hasil negosiasi lisensi Miss World di London, Inggris.
Rudi menjelaskan sebelum mengadakan acara ini, beberapa kali mengadakan pendekatan kepada para ulama, kepada pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, polisi, dan Wakil Gubernur.
Pihanya juga berkunjung ke tokoh-tokoh agama, dan juga mendiskusikan soal ajang ini kepada Cendikiawan Muslim Quraish Shihab dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, untuk meminta masukan. "Untuk bertanya apakah boleh atau tidak diselenggarakan", jelasnya. [Nd]
Kontes itu menanamkan mitos kecantikan ala kapitalisme; tubuh yang tinggi, ramping, berkulit putih, berambut pirang dan sensual. Itu semua upaya pembodohan umat dan bertentangan dengan Islam.
Islam mengajarkan konsep dan pemikiran yang benar tentang hakikat perempuan dan nilai serta standar kemulian. Kehormatan dan kemulian perempuan dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya, akan tetapi dengan ketakwaannya.
Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap mengijinkan kontes Miss World, berati menegaskan pemerintah tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa. Negara lebih memetingkan industri domestik, fashion dan media yang mengambil keuntungan dari kepornoan yang jauh dari nilai-nilai keislaman.
Survey Pew Research pada Mei 2013 menyimpulkan bahwah 72 persen penduduk Indonesia menginginkan penerapan syariat Islam dan menolak gaya hudp liberal barat.
Semestinya negara menciptkan suasana kondusif dan mendidik yang mengarah pada terwujudnya keinginan masyarakat. Bukan malah membiarkan penyelenggara kontes porno yang akan menjadi penghinaan, menutupi bahkan mengalihkan aspirasi umat Islam.
Komnas Perempuan, Mendukung
Mengutip tempo, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mendukung terselenggaranya ajang Miss World 2013 di Bali,Indonesia.
"Cantik itu tidak dosa. Mereka yang cantik secara fisik, tidak bersalah atas kecantikan mereka. Ajang kecantikan seperti Miss World adalah salah satu ruang bagi perempuan untuk bisa bersuara. Suara ini penting bagi negeri seperti Indonesia," tutur Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, Kamis, 5 September 2013 di Jakarta.
Andy juga mengungkapkan bahwa event Miss World adalah salah satu wadah bagi perempuan yang ingin menampilkan artikulasinya. Melalui perhelatan tersebut, para perempuan yang berasal dari berbagai negara dapat bersuara untuk memperjuangkan perubahan sosial di masyarakat.
Sementara itu M. Budi Rustanto, Direktur PT Global Mediacom menyebutkan perhelatan ajang Miss World tahun 2013 di Indonesia bukan keputusan satu malam, tapi hasil negosiasi lisensi Miss World di London, Inggris.
Rudi menjelaskan sebelum mengadakan acara ini, beberapa kali mengadakan pendekatan kepada para ulama, kepada pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, polisi, dan Wakil Gubernur.
Pihanya juga berkunjung ke tokoh-tokoh agama, dan juga mendiskusikan soal ajang ini kepada Cendikiawan Muslim Quraish Shihab dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, untuk meminta masukan. "Untuk bertanya apakah boleh atau tidak diselenggarakan", jelasnya. [Nd]
EmoticonEmoticon