Massa Honorer K2 saat Aksi 15 September 2015. Foto: dok.JPNN |
Bahkan, masing-masing korwil Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) sudah menyediakan personel untuk pasukan berani mati.
"Kami sudah tidak mau nego-nego lagi. Aksi 10-12 Februari, adalah jihad hidup dan mati. Setiap korwil ada 10 orang yang akan berada di garis depan, mau ditembak atau dipenjara, kami sudah siap," tegas Ketum FHK2I Titi Purwaningsih kepada JPNN, Sabtu (23/1).
Perempuan yang baru memiliki bayi berusia 27 hari ini menambahkan, dirinya akan memimpin pasukan berani mati tersebut di Istana Negara. Tak kurang 50 ribu orang yang sudah tercatat akan mengepung istana.
"Tidak ada lagi yang kami pikirkan sekarang selain menuntut janji pemerintah. Kami ini bukan sampah yang bisa dibuang kapan saja," ketusnya.
Titi memastikan, jihad akbar 10 Februari nanti akan lebih dahsyat daripada peristiwa bom Thamrin 14 Januari. Lantaran honorer K2 yang turun sudah tidak peduli akan nyawanya lagi.
"Ini yang turun bukan lagi orang yang masih sayang nyawa. Daripada mati menunggu dalam ketidakpastian, mendingan mati berjihad di 10 Februari," serunya.
Sumber: JPNN
EmoticonEmoticon