1 Nov 2013

5 Kisah Habibie Membangun Industri Penerbangan Nasional

http://puspiptek.ristek.go.id/
Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis industri penerbangan dalam negeri melesat kencang. Maskapai penerbangan baru ramai-ramai bermunculan di tengah percaturan bisnis penerbangan dalam negeri yang semakin ketat.

Pesawat-pesawat baru berteknologi canggih didatangkan dari perusahaan-perusahaan ternama demi menarik perhatian sekaligus sebagai psywar bagi maskapai pesaingnya. Jenis pesawat yang digunakan kebanyakan Airbus yang merupakan buatan Prancis, dan Boeing yang tak lain hasil karya perusahaan Jerman. Belakangan, pesawat jenis Sukhoi dari Rusia mulai masuk pasar penerbangan dan digunakan oleh maskapai yang beroperasi di Indonesia. 


Tidak terbantahkan bahwa pesawat yang menguasai langit Indonesia adalah buatan asing. Pesawat hasil karya anak bangsa belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia seolah tak berdaya menghadapi gempuran pesawat-pesawat Airbus, Boeing, dan Sukhoi. Padahal, jika mendengar Bacharuddin Jusuf Habibie menceritakan kisahnya membangun industri penerbangan nasional, Indonesia tidak kalah dibanding negara lain. 


Habibie adalah orang yang meyakini bahwa industri penerbangan nasional bisa bersaing asalkan ada komitmen untuk mendukung produk yang dihasilkan. Komitmen untuk memajukan industri kedirgantaraan muncul sejak zaman proklamasi. Artinya, sudah lebih dari setengah abad. Habibie menceritakan, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul wawasan agar bangsa Indonesia bisa semakin mandiri, termasuk di bidang kedirgantaraan. 


Sampai saat ini, Habibie masih menyatakan komitmennya untuk memajukan industri penerbangan nasional. Seperti pesannya saat lengser dari kursi Presiden Indonesia pada 1999 lalu. 


"Saya sampaikan kepada pengganti saya, jangan korek-korek industri strategis. Karena itu wawasan implementasi dari seluruh bangsa Indonesia," kata Habibie beberapa waktu lalu. 


Habibie mengakui bahwa ide dan sosok yang getol membuat pesawat terbang di Indonesia bukan dia, Soekarno ataupun Soeharto . Tokoh yang pertama kali ingin mengembangkan pesawat terbang adalah Wiweko Soepono. 


Dia berasal dari Angkatan Udara Indonesia. Wiweko juga ternyata sosok pendiri maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia. Wiweko kemudian diganti oleh Nurtanio yang mengerti dan memahami pentingnya teknologi angkatan bersenjata. 


Setelah Nurtanio meninggal, Soekarno mengambil inisiatif untuk mengembangkan pesawat terbang. Akhirnya Soekarno mengangkat seseorang bernama Kurwet menjadi Menteri Komando Pelatih Pelaksana Pesawat Terbang. 


Habibie memang bukan pemeran utama dalam pembangunan industri penerbangan nasional. Namun, dia juga punya peran strategis. Apa saja kisah Habibie dalam perjalanannya membangun industri penerbangan nasional? merdeka.com mencoba merangkum lima kisah Habibie dalam membangun industri penerbangan dalam negeri. 


Sumber: Merdeka.com

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon